Ternak uang sepertinya adalah hal yang menarik. Berbagai profesi dan kalangan pun tahu bahwa hanya dengan memilih instrumen yang tepat tanpa perlu memeras keringat berpotensi membuat uang seperti beranak.
Tapi tunggu dulu kenyataannya survey membuktikan mereka yang telah berinvestasi tanpa pengetahuan lebih banyak yang merugi loh.
Modal utama dalam investasi adalah pengetahuan baru setelah itu uang dari active income kita, selain itu juga perlu kebiasaan yang baik. Perpaduan dari 3 hal inilah yang akan membuat seorang investor menjadi berhasil.

Kapan Memulai
Warren Buffet dalam sebuah wawancara pernah bercerita bahwa dirinya pertama membeli saham adalah pada usia 11 tahun dan itu sudah termasuk terlambat dalam memulai berinvestasi.
Kalau 11 tahun saja sudah termasuk terlambat lantas pada usia berapa sebetulnya anak bisa kita ajarkan berinvestasi?Yang mampu menjawab pertanyaan tersebut tentu saja orang tua dari anak itu sendiri.
Memaksakan anak untuk mempelajari sesuatu tentu bukan hal yang baik, tidak ada batasan yang baku kapan kita bisa mulai mengenalkan anak pada dunia investasi ini.
Sebagai catatan saja bahwa sebenarnya investasi adalah ilmu yang perlu dikuasai oleh semua orang dan ilmu ini berguna seumur hidup.
Sekolah secara umum mengajarkan kita pengetahuan tetapi tidak mengajarkan dunia investasi padahal nantinya setelah lulus waktu hidup kita paling banyak akan digunakan untuk menghasilkan uang.
Uang Jajan Pertama
Ingin menjadi apa nantinya kelak seorang anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Seperti itu juga kebiasaanya termasuk dalam segi keuangan.

Bila ingin ditanya usia kapan seorang anak dapat mulai diajarkan soal keuangan maka yang dapat menjawabnya adalah Anda sebagai orang tuanya. Kapan Anda mulai memberikan uang saku pertama?
Usia 6-8 tahun biasanya menjadi saat pertama seorang anak mulai mendapat uang dan diberi kebebasan ingin dibelikan apa uang tersebut. Apakah diberikan coklat, permen, ice cream atau pun mainan dan sebagainya.
Mengenalkan nilai uang dan sifat uang yang terbatas sejak dini sangat penting agar membentuk sifat hemat anak.
Investor Cilik
Anak kecil dengan segala kepolosannya sangat mudah mengikuti model dari orang tuanya karena itu penting sebagai orang tua memberi teladan keuangan agar dapat ditiru.
Tidak sedikit ahli keuangan dan miliarder yang berasal dari keluarga dengan pendidikan keuangan yang baik dari kedua orang tuanya. Pendidikan yang bukan hanya soal akademis tetapi lebih pada nilai-nilai dan kebiasaan soal uang.
Berikut hal-hal yang dapat membantu anak membangun karakter sebagai investor:
#1. Kebiasaan Menabung
Mengajarkan Anak untuk memiliki simpanan sangatlah bermanfaat. Jangan biarkan seorang anak memiliki kebiasaan menghabisakan seluruh uang yang ada ditangannya.
Dengan memberikan uang lebih dan memberi tanggung jawab pada anak mengelola kelebihan uangnya sendiri akan menolong mereka untuk sadar bahwa uang itu jumlahnya tebatas dan mereka akan menerima konsekuensi bila menghamburkannya.
Tidak membiarkan anak memegang uang sama sekali justru kurang baik karena akan membuat mereka berpikir uang mereka selalu ada dan cenderung terus meminta pada orang tua.
#2. Kebiasaan Menghasilkan Uang
Membuat tantangan tertentu agar anak mau berbuat lebih dengan menjanjikan reward berupa uang dapat membuat mereka lebih menghargai uang.
Sebagai contoh bila anak dapat memberi nilai bagus dalam ujian dapat diberikan uang saku lebih dan sebagainya. Boleh juga diberikan uang ekstra bila melakukan kegiatan rapi-rapi rumah dan sebagainya.
Pemberian reward ini bisa disesuaikan untuk mengenalkan bahwa butuh usaha untuk menghasilkan uang di saat yang bersamaan bukan berarti seluruh kegiatan harus dinilai dengan nominal uang.
#3. Target Keuangan
Anak-anak pun butuh dikenalkan dengan yang namanya target bukan hanya orang dewasa saja. Bantu anak dengan mengajaknya bicara akan target keuangan jangka pendek.

Targetnya bisa saja untuk membeli suatu barang tertentu, ingin jalan-jalan dan sebagainya. Dengan cara ini seorang anak akan terbiasa berpikir kritis dan menjadi perencana yang baik.
Bantu mereka menghitung dan apa saja yang perlu dilakukan dan dalam waktu berapa lama agar targetnya tercapai.
Dengan sifat ingin tahu yang banyak seorang anak bahkan kadang lebih bersemangat dari pada orang tuanya dalam soal mencapai target ini.
#4. Bangun Karakter Anak
Menanamkan penghargaan dan nilai-nilai positif sangat perlu dalam diri anak. Tanamkan pada mereka bahwa walaupun masih belia mereka akan menjadi orang yang sukses.
Agar mereka lebih bangga dengan usaha mereka menjadi investor cilik bisa juga dibuatkan rekening sendiri atas nama mereka.
Melalui cara ini mereka akan bangga dengan diri mereka sendiri dan ikut bertanggung jawab atas kepemilikan uang mereka sendiri. Membuat account terpisah dari orang tua akan membuat mereka lebih mandiri.
Investasi Pertama
Instrumen investasi yang cocok untuk seorang pemula tentu berbeda dengan mereka yang sudah berpengalaman. Bila kita mengenalkan instrumen saham pada bocah mungkin bisa membuat mereka bingung walaupun tentu saja hal ini masih dapat dilakukan.
Paling penting dalam mengajarkan investasi pada anak justru bukan pada teknik mendapat profitnya tetapi pada membangun kebiasaan dan kesabaran dalam mengelola uang. Membangun kebiasaan tidak boros dan hanya membeli barang yang dibutuhkan.
Untuk hal ini kita bisa membukakan rekening tabungan tanpa biaya admin bulanan. Ini bertujuan agar tabungan anak tidak malah berkurang karena menyimpan di bank.
Selain itu kita juga bisa membukakan tabungan emas junior seperti yang ada pada Public Gold Indonesia yang juga bebas biaya admin bulanan atau pun membelikan langsung emasnya secara fisik dengan pecahan mulai 1 gram.
Memiliki emas secara fisik akan membuat anak lebih semangat menabung. Kita juga dapat mengenalkan tentang pergerakan harga emas yang nilainya cenderung naik sebagai permulaan dari dunia investasi lain yang lebih rumit.

Sebagai penutup semakin cepat kita menanamkan benih-benih yang baik pada anak semakin banyak juga yang akan diterima oleh si anak dan orang tuanya.

