Simpan Emas Mudah dan Menyenangkan

Spread the knowledge

Mulai dari Active Income

cashflow quadrant

Namanya juga investasi atau tabungan untuk memulai menyimpan emas tentu harus dimulai dari apa yang ada pada kita, bukan dari hutang.

Beberapa pekerjaan memang memungkinkan kita mendapat uang tanpa modal uang tetapi kalau bicara simpanan, kita harus mulai dari yang ada pada kita dahulu.

Pada permulaan karier umumnya penghasilan kita diperoleh dengan menukarkan waktu dan tenaga kita dengan uang. Sangat disayangkan kita kerap tidak sadar harta kita yang paling berharga yaitu waktu dan tenaga ini setelah menjadi uang tidak kita kelola dengan bijaksana.

Uang masih bisa dicari, tetapi waktu kita tidak akan bisa dibeli berapa banyak pun kita kemudian ingin tukarkan dengan harta yang besar.

Bila kita tidak bijaksana dengan uang yang sudah kita dapat dengan menukar waktu kita ini sama saja berarti kita telah membuat hidup kita menjadi sia-sia. Menghargai setiap nilai uang berarti kita menghargai hidup kita.

Berbeda dengan pelit ya, tetapi kita harus bijak mengelola uang kita untuk yang perlu dan bukan hanya keinginan.

Pengeluaran Sepele Sebesar Gajah

Khususnya milenial yang saat ini merasa sebagai daging sandwich, merasa kerja hanya gali lobang tutup lobang kerap kali tidak sadar seberapa boros diri mereka.

Ingin tampil bergaya, ingin kelihatan mapan, ingin diakui berhasil sebelum waktunya akan menjadi bumerang. Seperti hukum fisika tekanan berbanding lurus dengan gaya. Semakin banyak gaya tekanan hidup kita akan makin berat.

Berikut contoh pengeluaran yang tidak terlalu perlu hanya demi pengakuan tetapi ternyata sebesar gajah jika kita sadari.

#1. Travelling

fimela.com

Jalan-jalan bagi kaum milenial adalah cara paling mudah untuk kelihatan eksis dan sukses. Bukan hanya milenial hampir semua orang senang untuk travelling.

Tidak salah untuk travelling, dengan jalan-jalan kita bahkan dapat belajar hal-hal baru tetapi jika kita masih merintis dan mengumpulkan pundi-pundi kita kebiasaan jalan-jalan ini termasuk yang paling boros.

Dalam dunia usaha bahkan diketahui dari pariwisata dapat membangunkan unit usaha lain karena dalam jalan-jalan banyak kebutuhan yang harus dipenuhi seperti transportasi, kuliner, akomodasi, hiburan dan sebagainya.

Kalau kita terlalu sering melakukan travelling hanya ingin pamer di status social media kita jangan heran kalau nantinya kantong kita menjadi bolong.

Perhatikan lagi kekuatan kita dan kita pun dapat menunda travelling sampai kita sudah cukup settle dengan keuangan kita.

#2. Belanja Barang Baru

Ingin tampil modis, ingin mengendarai kendaraan baru, gadget yang canggih khususnya bagi mereka yang masih single merasa tidak perlu banyak berpikir dan dihitung.

Kembali pada prinsip beli hanya yang dibutuhkan, sering tanpa sadar yang kita keluarkan tidak sepenuhnya kita butuhkan. Apa yang kita pikir kita butuh sebenarnya hanya kita inginkan.

Akibatnya setelah menikah mereka harus berbuat extra karena sudah boros selama masih single.

Contohnya untuk membeli mobil seharga 300 juta dalam 3 tahun harga mobil akan turun menjadi 210 juta. Cukup dengam tidak melakukan apa pun kita menjadi tambah miskin 90 juta. Ini termasuk invicible spending.

#3. Kebiasaan Cicilan

quizizz.com

Makin sering kita saat ini ditawarkan jasa “pakai dulu bayar kemudian”, “beli dulu bayar kemudian”. Namanya juga teknik marketing tentu yang ditampilkan adalah nilai positifnya saja.

Kalau ditanya pada pemakai jasa paylater ini tahu nggak pakai jasa ini bayar lebih mahal, maka mereka akan menjawab tahu sih. Tapi seperti jerat sepertinya kebiasaan ini tidak mudah dilepaskan.

Di awal mendapat pinjaman milenial akan merasa menemukan juru selamat, tetapi apakah sistem hutang ini benar-benar membantu atau justru melatih kita makin konsumtif?

#4. Hobby/Kebiasaan

Menekuni hobby memang menyenangkan bahkan ada juga yang bisa menjadi penghasilan. Tetapi kalau kita lihat lebih dekat beberapa hobby nilainya juga tidak kecil.

Hobby seperti memelihara binatang peliharaan tidak kalah dari biaya memelihara anak. Misalnya memelihara kucing saja kita butuh biaya makan, obat, shampoo, dan lain-lain perawatan.

Kembali lagi kepada kita jangan sampai pengeluaran kita terlalu besar di awal mengumpulkan kekayaan kita.

reuters.com

Contoh lain yang juga tidak kalah besar adalah pengeluaran seperti kebiasaan merokok. Misalkan saja sehari merokok sebanyak 1 bungkus misalkan harganya Rp. 20.000,- maka dalam setahun yang sudah kita keluarkan adalah Rp. 7.300.000,-.

Dapat kita hitung kemudian jika Si perokok merokok selama 20 tahun maka jumlah yang dia bakar begitu saja adalah Rp. 146.000.000,- belum termasuk jika uang ini dibelikan emas sebagai investasi maka jumlah yang dia bakar bisa 300-400 juta.

Tanpa sadar sudah banyak pemborosan yang dibuat dengan kebiasaan yang kelihatan sepele.

Contoh hitungan nilai konsumsi rokok bila diinvestasikan dalam emas

Sesudah tahu sumber kebocoran yang biasa kita buat saatnya kita lebih cerdas keuangan dengan menyimpan emas secara rutin.

Kebiasaan Simpan Emas

Salah satu keunggulan dari menyimpan emas bagi milenial adalah karena sesudah kita simpan emas survey membuktikan peluang kita untuk menjual dan membelanjakan kembali emas untuk konsumsi lebih kecil.

Berbeda jika kita menempatkan tabungan dalam bentuk uang tunai. Bahkan lebih berbahaya lagi jika disimpan dalam bentuk uang elektronik. Bila ada informasi promosi dan sebagainya akan sangat rentan bagi kita untuk segera berbelanja sekalipun tidak perlu.

Emas yang kita pegang akan membuat kita lebih termotivasi untuk menambahnya lagi, tentu kita tidak akan terus melihat saldo uang kita di bank bukan? Berbeda dengan menyimpan emas kita akan lebih termotivasi dan secara psikologis menjadi lebih hemat.

Menyimpan emas pun tidak butuh modal sampai jutaan rupiah. Cukup dengan modal 100.000 saja di Public Gold kita akan mendapat tabungan emas yang dapat dikonversi suatu saat dalam bentuk fisik tanpa dikenai biaya bulanan atau pun biaya penyimpanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *