Investasi suka tidak suka, mau tidak mau bisa dikatakan sebagai jalan agar kekayaan kita dapat bertumbuh melampaui inflasi dan mencapai keuangan yang lebih mapan.
Melalui investasi kita dapat melipatgandakan kekayaan seperti efek bola salju. Sebagai pekerja atau karyawan yang menerima gaji atau penghasilan setiap bulannya kita tidak boleh hanya berharap bertambahnya kekayaan dari penghasilan aktif ini.
Selain sumber penghasilan ini kapan pun bisa terhenti karena beberapa penyebab seperti PHK, sakit, atau alasan lain. Kenaikan penghasilan semacam ini juga cenderung lambat mengikuti deret hitung.
Oleh karena itu akan bijak apabila kita mengupayakan investasi dengan mulai menempatkan tabungan kita pada instrumen yang tepat.

Investasi dari Tabungan
Walaupun banyak bisnis yang dapat dijalankan tanpa membutuhkan seperser uang pun, investasi tidak seperti itu. Kita perlu menyiapkan sejumlah dana untuk ditempatkan pada tempat yang kita yakini dapat menghasilkan lebih.
Apabila kita memilih berspekulasi dengan sesuatu yang kita tidak ada itu tidak lain dari bentuk perjudian. Sayangnya kebanyakan mereka yang merasa sedang berinvestasi sebenarnya sedang berjudi.
Berikut prinsip yang dapat diterapkan agar investasi kita memberi rasa tenang dan kenaikan dari sisi kekayaan.
#1. Kenali Instrumen Yang Kita Pilih
Ramai dari kita mengikuti sesuatu yang sedang viral dan sesuatu yang viral dari investasi biasanya adalah sesuatu aset yang bombastis dan memberikan keuntungan yang sangat tinggi sampai tidak masuk akal dan dalam waktu yang singkat.
Sifat tamak ini kerap justru menjadi jerat bagi mereka yang tidak mengerti ilmu investasi, oleh karena itu kita harus ingat baik-baik, investasi yang baik adalah investasi yang memberikan keuntungan yang konsisten.
Kita tidak bisa memilih investasi yang hanya memberikan keuntungan sesaat tetapi tidak dalam jangka panjang, investasi ibarat pertandingan maraton dan perlu konsistensi. Bacalah banyak buku, dan jangan ikut-ikutan, kita juga tidak perlu khawatir ketinggalan kereta asal kita sudah tahu ilmunya.
Sebagai contoh saham yang kerap menjadi viral biasanya hanya naik dalam jangka singkat, begitu banyak yang sudah membeli saham gorengan tersebut biasanya harga saham tersebut akan dibanting. Mereka yang kaya dari saham justru banyaknya tidak dari saham semacam itu tetapi dari saham dengan fundamental yang baik dan disimpan dalam jangka panjang.
#2. Miliki Dana Darurat
Investasi dari uang untuk kebutuhan sehari-hari adalah sebuah kesalahan. Kembali prinsip investasi sebagai aktivitas jangka panjang harus kita ingat baik-baik. Sebelum melakukan investasi tanyakan kembali hal ini, apakah uang ini akan saya perlukan dalam 1 tahun ke depan?
Apabila jawabannya iya lebih baik kita jangan melakukan investasi dahulu. Pastikan cashflow rumah tangga kita stabil dahulu. Instrumen keuangan dalam bentuk apa pun ada yang namanya biaya akuisisi. Apabila kita menggunakan uang yang kita akan gunakan untuk investasi nantinya kita akan berakhir menanggung rugi dari investasi.
Sebagai contoh apabila kita ingin membeli emas untuk tabungan jangka panjang. Apabila kita tidak ada dana darurat (sekitar 3-6 bulan pengeluaran) seandainya terjadi hal yang tidak kita harapkan, apakah PHK, sakit, genteng atau atap rumah rusak maka kita terpaksa harus menjual emas yang sudah kita beli.
Tentunya ketika kita menjual emas harga jual kembali kita akan lebih rendah dari kita beli dalam tahun tersebut. Idealnya harga jual emas baru sama dengan ketika kita membelinya sekitar 1 tahun kemudian. Oleh sebab itu janganlah membeli emas apabila belum lagi kita siap dengan dana darurat ini.

Ketika kita ingin menjual kembali jauh lebih rendah dari harga belinya (dikenal dengan spread) berkisar 6-10% per gramnya
Prinsip ini juga berlaku pada semua bentuk aset yang kenaikan harganya tidak pasti seperti saham, kripto, reksadana, P2P lending dan sebagainya. Khusus untuk mahasiswa juga jangan berspekulasi dengan berinvestasi dari uang kuliah seandainya tidak ingin dipusingkan bila hasil tidak seperti yang diharapkan.
#3. Segera Mulai
Variasi untuk kita berinvestasi saat ini sudah sangat banyak dan sangat mudah diakses, hanya dengan smartphone dan verifikasi online kita sudah dapat memiliki rekening investasi dalam berbagai bentuk.
Makin lama kita menunda untuk berinvestasi maka makin mahal juga biaya yang harus kita bayarkan untuk mengaksesnya. Sebagai contoh ketika Bitcoin pertama muncul sekitar Rp. 5.000,- tahun 2010 dan sekarang sudah mencapai lebih dari Rp. 600.000.000,-.

Terlepas apakah Bitcoin ini akan menjadi mata uang masa depan, prinsipnya adalah investasi makin lama memberikan pulangan yang makin besar. Jadi sambil kita mempelajari suatu aset tidak ada salahnya kita mulai investasi dengan nominal yang kecil dahulu.
Semakin kita paham cara kerja suatu aset baru kita menambah sedikit demi sedikit modal di mana aset tersebut memberi kita kenyamanan dan tingkat keuntungan sesuai dengan yang kita harapkan. Jangan terlalu gegabah menempatkan sejumlah besar dana tanpa kita paham cara kerja suatu aset atau perusahaan di mana kita tempatkan dana kita.
Mulai Dari Emas
Dari berbagai bentuk tabungan atau investasi yang dapat kita pilih emas termasuk yang paling aman tetapi memberikan hasil yang cukup menarik. Tabungan konvensional seperti deposito kadang tidak lebih baik dari tingkat inflasi.
Secara nominal mungkin angka Rupiah kita bertambah tetapi daya beli uang kita cenderung turun, belum lagi apabila kita coba konversi kekayaan kita dalam mata uang asing seperti Dollar, kita akan terkejut ternyata kita tidak menjadi lebih kaya sekalipun gaji kita naik setiap tahunnya.
Angka-angka tersebut hanya penyesuaian saja bukan kenaikan dari sisi kekayaan. Oleh karena itu kita dapat menjadikan emas sebagai ukuran kekayaan. Nilai emas senantiasa stabil dari sisi kemampuan membeli barang dan jasa.
Selain itu emas juga mudah kita alihkan ke bentuk aset lain tanpa perlu mengurus akta di notaris, balik nama dan sebagainya. Ingin mulai menyimpan emas untuk tabungan jangka panjang? klik link berikut:

