Mungkin masih ada kawan yang belum tahu atau masih bingung antara dinar dan dirham. Muncul beberapa pertanyaan seperti apakah dinar ini dapat menjadi alat investasi? berapa harganya? apakah laku dan dapat dijual kembali?
Sejarah Dinar
Sederhananya dinar saat ini terbuat dari emas sementara dirham dibuat dari bahan perak. Sebab permulaannya dinar pun terbuat dari bahan perak. Seiring berjalannya waktu definisi dari koin dinar dan dirham pun berubah dan menjadi seperti yang kita kenal saat ini.
Dinar berasal dari kata denarius yang sudah dikenal dari jaman Romawi sebagai unit/standar koin perak sejak abad ketiga masehi.
Dirham sendiri berasal dari bahasa Yunani-Persia yaitu drakhma yang artinya menggenggam/segenggam
Seiring berjalannya waktu dinar justru lebih diadopsi dalam budaya Arab sebagai alat tukar dibanding budaya Romawi itu sendiri sebagai pencetusnya.
Dalam proses penimbangan bobot dinar dan dirham tersebut, Nabi Muhammad SAW dibantu oleh seorang sahabatnya, yaitu Arqam bin Abi Arqam yang merupakan seorang ahli tempa emas dan perak pada masa itu.
Dinar di Indonesia
Di Indonesia dinar dikenal sebagai koin emas dengan spesifikasi berat dan kadar tertentu. Dinar emas Arabic: ﺩﻳﻨﺎﺭ ذهبي adalah koin emas dengan berat 4.45 gram/4.25 gram. Untuk kadar kemurnian dinar ini ada yang berkadar 22 karat maupun 24 karat.
Perbedaan berat dan kadar emas dari setiap dinar terjadi karena ada perbedaan pandangan organisasi dan perusahaan penerbit dinar itu sendiri.
Untuk gambar yang tercetak tidak ada ketentuan desain dan motif selama koin tersebut terbuat dari emas dengan kadar 22 karat atau lebih dengan berat 4.25 gram sudah dapat disebut sebagai 1 dinar.
Dinar di Indonesia masih dikategorikan sebagai perhiasan sehingga dikenai PPN dibandingkan jika kita membeli emas batangan hanya dikenai 0.45% jika memiliki NPWP dan 0.9% jika tidak memiliki NPWP.

Picture: Dok. Istimewa
Dinar Sebagai Alat Tukar
Beberapa negara menjadikan dinar sebagai mata uangnya seperti di Aljazair, Bahrain, Irak, Yordania, Kuwait, Libya, Serbia, Republik Makedonia, Tunisia.
Untuk dirham juga berlaku pada beberapa negara berikut: Uni Emirat Arab, Irak, Qatar, Yordania, Maroko, Libya, dan Tajikistan.
Perlu kita pahami kalau di Indonesia sendiri dinar secara legal bukanlah alat tukar transaksi sekalipun mungkin ada yang mau menerimanya. Karena alasan inflasi dan melihat daya beli rupiah terus menurun memunculkan ide dari beberapa komunitas untuk menerbitkan dinar mereka sendiri untuk transaksi.
Memang betul karena dinar ditopang oleh emas sebagai bahannya sehingga bebas dari inflasi dibandingkan dengan fiat money. Tetapi hal ini bukan berarti membuat mata uang sendiri menjadi dibenarkan.

Picture: MohdZulkifli.com
Konsekuensi secara hukum tentu sudah menunggu bila ada pihak yang mencoba menerbitkan mata uang selain rupiah di wilayah NKRI. Oleh karena itu dinar lebih baik digunakan sebagai sarana investasi saja seperti produk emas lainnya.
Kelebihan & Kelemahan Menyimpan Dinar

#1. Buyback
Tentu setiap penyimpan emas mengharapkan harga terbaik saat menjual kembali/buyback termasuk pada dinar. Kendalanya adalah pada dinar yang dihargai adalah hanya kadar emasnya saja yang ditaksir bila kita menjual pada toko emas tanpa peduli desain atau motifnya.
Sebagai contoh untuk dinar dengan kadar 22 karat dengan berat 4.25 gram akan dihargai sekitar 3.9 gram dari harga emas 24 karat hari itu. Perhitungannya seperti berikut: 22/24 x 4.25 gram = 3.89583 (dibulatkan 3.9 gram)
Karenanya sangat disarankan agar menjual kembali pada kolektor atau mereka yang lebih tertarik pada produk dinar. Pada produk dinar yang memang sedang diburu oleh kolektor bukan tidak mungkin harganya bisa jauh lebih tinggi.
Anda dapat mencoba menjualnya juga secara online untuk mendapatkan pembelinya bila tidak sedang membutuhkan uang dalam kondisi darurat.
Oleh sebab itu untuk dinar tidak lebih liquid dari emas batangan bila ingin dijual kembali dengan harga terbaik. Tetapi tenang saja dinar umumnya tetap mudah dijual kembali pada penerbitnya seperti pada Public Gold Indonesia.
#2. Jangka Waktu
Dinar seperti produk emas lainnya butuh waktu menengah sampai panjang agar memberi imbal hasil yang baik. Tetap disarankan menggunakan dana lebih setelah tersedia dana darurat untuk mulai menyimpan dinar ini.
Untuk dinar tentu lebih cocok untuk keperluan seperti simpanan dana pendidikan, persiapan dana ibadah haji/umroh atau ziarah, persiapan dana pensiun, ataupun untuk persiapan mahar pernikahan.
Seperti produk emas lainnya dinar memiliki potensi kenaikan harga yang sama seperti emas batangan. Sertifikat keasliannya pun harus dimintakan dalam transaksi agar mudah dijual kembali.
#3. Zakat
Nisab/batasan minimal harta yang wajib dikenakan zakat emas sebesar 20 dinar emas (85 gram), dengan haul selama satu tahun dan kadar 2,5%. Artinya bila seorang muslim memiliki emas sebesar setidaknya 20 dinar emas (85 gram) selama satu tahun ia wajib menunaikan untuk membayarkan zakat sebesar 2,5% dari jumlah tersebut minimal setengah dinar.

