Harga Komoditas Sedang Naik, Pilih Saham Perusahaan Emas atau Fisik Emas

Spread the knowledge

Sebagai investor atau sekedar memiliki uang berlebih tentu akan membuat kita dihadapkan pada berbagai pilihan. Entahkah menyimpan dalam deposito, paper asset, emas fisik, properti, saham dan sebagainya.

Pada segelintir orang yang memiliki sifat investasi agresif kadang senantiasa mencoba melihat situasi dan peluang yang berkembang.

Saat ini berkembang di berbagai media sosial dan cukup menjadi pertimbangan khususnya penyimpan emas fisik adalah ketika memperhatikan harga dari saham-saham terkait tambang emas.

Dalam beberapa periode terakhir khususnya saham perusahaan tambang emas memberi kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan dengan kenaikan harga emas fisik.

Akibatnya mereka berpikir apakah perlu memindahkan asset mereka yang dalam wujud fisik ke saham dahulu sembari memanfaatkan momentum?

SAHAM EMAS

Sebagai contoh kalau kita lihat di Indonesia sendiri ada beberapa emiten yang kegiatan usahanya terkait dengan emas walaupun emiten tersebut di industri pertambangan tidak hanya mengolah logam emas saja tentunya.

Berikut beberapa emiten yang kita kenal di Bursa Saham Indonesia sebagai penghasil/pengolah emas:

  1. PT Aneka Tambang Tbk – ANTM
  2. PT Merdeka Copper Gold Tbk – MDKA
  3. PT Medco Energi Tbk – MEDC
  4. PT United Tractors Tbk – UNTR
  5. PT J Resources Asia Pasifik – PSAB
  6. PT Bumi Resources Minerals – BRMS
  7. PT Archi Indonesia Tbk – ARCI

Seperti kita ketahui harga komoditas khususnya batu-bara dan terkait energi, emas dan lain-lainnya cenderung meningkat pasca pandemi dan lebih ekstream lagi peningkatannya setelah perang Rusia-Ukraina dan sekarang muncul lagi isu resesi di Eropa dan Amerika.

Sejenak kalau kita perhatikan dan membandingkan kenaikan harga saham emas dan kenaikan harga emas fisik sendiri kita akan melihat ketimpangan yang cukup jomplang.

sumber: Yahoo Finance
sumber: goldprice.org

Dari 2 grafik di atas bila kita bandingkan harga saham BRMS (Bumi Resources Minerals) anak usaha BUMI memberikan kenaikan harga yang sempat menyentuh 100% walaupun akhir-akhir ini sempat koreksi lagi.

Sementara harga emas fisik hanya memberikan kenaikan sekitar 10% dan bahkan saat ini sedang koreksi dan seakan tidak ke mana-mana. Lalu muncullah pertanyaan apa saat ini masih tepat untuk pindah dari emas fisik ke saham emas?

Area Abu-Abu Saham

Bila hanya semata mengejar potensial capital gain dan melupakan unsur resiko tentu membeli saham perusahaan emas lebih menarik tetapi di dunia saham apalagi dengan status gorengan kita harus punya perhitungan tersendiri.

Pada dunia saham ada ungkapan agar kita memperoleh keuntungan adalah lakukanlah hal yang sebaliknya dengan trend pasar.

Bila saat ini trend sedang naik dan kita hanya ikut-ikutan sering kali yang kita tanggung justru hanya gelombang akhir dari trend dan bersiap-siap mengalami pembalikan arah.

Selain itu harga saham emas ini banyak sekali variabel dan rumor yang mempengaruhi pergerakan harga sahamnya bukan semata-mata harga komoditas naik harga saham pasti jaminan akan naik.

Sebagai contoh harga saham ANTM sempat terbang tinggi ketika berita mobil listrik dikaitkan dengannya tetapi kemudian muncul berita tidak lama setelahnya ANTM mengalami kasus yang mengharuskannya membayar triliunan Rupiah dan harga sahamnya langsung turun.

sumber: Yahoo Finance (Trend harga saham emas tidak selalu naik)

Melihat sifat saham yang penuh variabel dan faktor internal perusahaan maupun eksternal tentu saja potensi dan resiko keuntungan harus diperhitungkan lagi sebelum memutuskan untuk memilih memindahkan asset kita yang sudah dalam bentuk emas fisik ke saham perusahaan emas.

Saham Komoditas Ada Momentumnya

Berikutnya bagi Anda yang memperhatikan saham sektor pertambangan khususnya akan menemui bahwa harga komoditas itu ada musimnya.

Tidak selalu harga komoditas tinggi, tidak juga selalu rendah. Penting bagi kita paham hal ini baru kita dapat menentukan timing untuk membeli saham perusahaan tambang emas.

Selain itu perusahaan tambang adalah perusahaan yang membutuhkan modal besar dan tidak sedikit juga perusahaan sekalipun yang sudah go public terpaksa tutup karena salah pengelolaan utang.

Tahun 2023 Gelap Harus Bagaimana?

Dengan melihat seluruh dunia sedang tidak tahu bagaimana tahun depan ada baiknya kita tetap mempertahankan porsi asset kita dalam bentuk emas fisik karena kalau kita perhatikan ulasan dari berbagai ahli ekonomi dunia momentum kenaikan harga emas dan perak dunia tinggal menunggu waktunya saja.

Begitu The Fed gagal menjinakkan inflasi di dunia tentu ekonomi dunia akan ikut terpengaruh masuk ke jurang resesi dan itu dapat membuat harga komoditas jatuh dan pemegang sahamnya akan ikut menanggung rugi.

Andaikata kita mau mencoba spekulasi pada saham emas pun kita harus mengenal detail baik secara fundamental maupun pengaruh ekonomi makro terhadap operasional perusahaan bila terjadi perubahaan harga komoditas lebih lanjut.

Paling akhir alokasikan asset kita bila memilih asset yang beresiko dan jangan lakukan all in seakan pasti memenangkan pertaruhan.

sumber: Twitter Robert Kiyosaki

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *