Untuk membuat kita lebih cepat kaya ada yang percaya kita perlu kemampuan untuk memutar uang/cashflow. Dengan perputaran yang cepat dipercaya usahawan akan lebih mudah menggandakan kekayaan mereka.
Untuk memutar uang ini ada yang membuka usaha dan berniaga, meminjam uang untuk kemudian memiliki barang dan kemudian dijual lagi dan kalau bisa mencari pembayaran dimuka dari pelanggannya.
Walaupun kadang tidak semulus rencana cara ini yang paling masuk akal. Lantas bagaimana dengan mereka yang minim pengalaman?
Bagi mereka yang ingin mendapat return umumnya akan membeli asset yang memberikan tambahan cashflow misalnya properti. Dengan memiliki ruko, apartment, atau tanah dan bangunan lainnya diharapkan akan memberikan pendapatan sewa.
Selain pemiliknya mendapatkan sewa nilai properti dipercaya nilainya akan meningkat dalam jangka panjang. Selain itu jumlah manusia terus bertambah sementara tanah tidak akan bertambah kecuali diupayakan bangunan bertingkat atau mungkin dibuatkan pulau buatan.
Kelemahan Properti
Dari berbagai jenis asset properti memang paling menarik, banyak pebisnis yang dengan tidak ragu terjun ke dunia properti karena mampu menggandakan nilai assetnya dalam waktu relatif singkat bila dibandingkan investasi lainnya.
Selain itu properti di Indonesia kadang juga mendapat kemudahan dari sisi kredit, perpajakan dan tentunya sudah terbukti menjadi KING untuk investasi jangka panjang. Tetapi apakah cerita ini selalu terjadi?

#1. Butuh Modal Besar
Investasi di properti boleh dikatakan perlu pertimbangan paling matang, karena untuk pengadaannya membutuhkan modal paling besar. Apalagi jika kita mempertimbangkan menggunakan utang dari pihak bank.
Kendati dapat dicicil untuk pembayarannya, membeli properti tidak bisa semeter demi semeter. Karena itu sebelum ambil keputusan membeli properti harus melihat berbagai sisi bukan hanya melihat proyeksi dari uang sewa saja.
Kondisi pasca pandemi mengajarkan kita bahwa apapun bisa terjadi pada dunia usaha termasuk nasib investasi properti. Kondisi yang tidak kita perkirakan seperti wabah, perang, atau barangkali bencana alam dapat merusak seluruh rencana kita dan pastinya kerugian di investasi properti akan cukup besar.
Selain penurunan nilai asset ketika kita butuh uang (BU) cepat misalnya opportunity cost yang hilang karena dana kita diparkirkan di properti/asset tanah juga perlu dipertimbangkan.
#2. Sulit Untuk Dijual Cepat
Mereka yang terpepet kebutuhan uang cepat biasanya akan berada di posisi lemah saat ingin menjual propertinya. Bahkan bagi mereka yang sudah terlanjur berhutang dan terjerat pada bunga bank yang tinggi terpaksa menjual rugi propertinya.
Sebagai contoh pada mega proyek Meikarta yang unitnya banyak belum rampung membuat beberapa pemiliknya harus menjual rugi unit mereka. Terlebih lagi karena kebutuhan dana untuk menyelesaikan cicilan juga setelah diperhitungkan sangat memberatkan.

Menjadi pembelajaran bagi kita bahwa di dunia properti nama besar saja tidak bisa menjadi jaminan, masih banyak hutan rimba yang harus kita pelajari dan layaknya long investment lainnya properti tidak disarankan dibuat dengan dana yang terlalu mepet.
Akan lebih selamat bila kita khawatir tidak dapat mengejar kenaikan harga properti mencari asset lain seperti emas yang kenaikan harganya cukup mengimbangi harga properti dan di saat bersamaan lebih liquid untuk dijual kapan pun.
#3. Biaya Maintenance Tinggi
Sudah barang tentu biaya pemeliharaan untuk properti tidaklah murah. Bahkan untuk unit apartemen pun biayanya tergolong tinggi. Beberapa biaya yang harus disiapkan bagi pemilik apartemen seperti biaya IPL (Iuran Pemeliharaan Lingkungan), sinking fund, parkir, listrik, air, renovasi dan dekorasi, dan laundry.

Khusus untuk biaya terkait pemeliharaan unit apartemen kita juga harus perhatikan setiap bangunan tentunya akan ada biaya penyusutannya tersendiri. Bahkan untuk menaikkan nilai jual tak jarang harus dikeluarkan dana renovasi yang cukup besar.
Di luar hal-hal tersebut tentunya juga ada resiko lain yang terkait dengan alam seperti gempa bumi dan juga yang sedang jadi perhatian adalah global warming yang pastinya dapat mengganggu area-area yang rawan banjir akibat kenaikan muka air laut.
Di luar kelemahan tersebut tentunya juga ada keunggulan yang menjadikan properti pilihan bagi banyak konglomerat membina kekayaan mereka.
Trend Harga Properti
Naik turunnya harga properti sangat terpengaruh pada minat pembelinya. Perlu kemampuan bagi kita melihat trend dalam jangka panjang untuk dapat menikmati kenaikan harga properti.
Bila mau digeneralisir boleh dikatakan kenaikan harga properti memang luar biasa mengatasi inflasi, bahkan secara upah pun biasanya sudah tidak terkejar dan mendesak mereka yang ingin memiliki rumah untuk membeli di lokasi yang kurang strategis dan jauh dari pusat kota.

Carilah lokasi yang dalam kondisi sunrise/terbit bukan sunset/tenggelam. Sunset di sini umumnya adalah lokasi yang sudah kurang diminati entahkah karena alasan kenyamanan, suasana, atau pun bencana alam.
Singkatnya daerah sunset adalah daerah yang jumlah pendatangnya lebih sedikit daripada mereka yang berminat untuk masuk di daerah tersebut.
Daerah yang memiliki pengembangan fasilitas, jalan-jalan baru, atau pun proyek pemerintah akan mendorong suatu kawasan untuk berkembang dan potensi untuk naik harganya.
Pilih Pengembang Terpercaya
Bukan rahasia lagi untuk menekan biaya atau pun teknik marketing, beberapa pengembang melakukan kecurangan. Hasil yang diberikan pada konsumen berbeda spesifikasinya dengan yang awal dijanjikan.
Pastikan juga sertifikat sudah tuntas diurus oleh developer agar mudah untuk dijual kembali. Tanpa sertifikat bahkan properti kita tidak dapat dijaminkan bila kita butuh uang cepat untuk modal usaha atau keperluan lain.
Lebih jauh lagi untuk apartemen kita harus mempertimbangkan apakah developer cukup dana untuk menyelesaikan proyeknya. Rumusnya adalah minimal 60% unit apartemen harus sudah laku agar pengembang dapat menyelesaikan seluruh unitnya.
Bila yang laku kurang dari itu bukan tidak mungkin pengembang akan kesulitan menyelesaikan unit sampai bertahun-tahun bila tidak ada sumber dana lain dari internal perusahaan.

untuk menyiasati keterbatasan lahan
Kesalahan lain adalah ketika pengembang salah positioning dalam membangun apartment. Jika apartment dibangun di lokasi dengan harga tanah yang murah salah-salah ketika unitnya selesai harganya tidak jauh beda dengan landed house dan tentunya orang akan lebih pilih landed house yang tidak perlu membayar IPL mahal, parkir tidak perlu putar-putar di basement dan lebih mudah dijual kembali tentunya.
Mulai Dari Emas
Melihat beberapa hal di atas, tentunya keputusan membeli asset properti bukan hal yang mudah. Bagi mereka khususnya yang tidak ingin ketinggalan atau khawatir makin sulit membeli properti yang harganya terus naik gila-gilaan adalah dengan membeli emas.
Pada beberapa kondisi ketika minat pada properti masih lesu malahan kenaikan harga emas bisa melampaui kenaikan harga properti. Kita juga tidak perlu terikat dengan hutang KPR dan beruntungnya bisa dimulai dari nominal yang terkecil.
Bagi Anda yang berminat untuk memiliki bisnis emas di Public Gold dan mempercepat kenaikan simpanan emas Anda silakan hubungi

